Buah Kawista ini tumbuh di daerah pesisir utara pula Jawa. Banyak dijumpai di sekitar kota Rembang, Jawa Tengah. Buahnya berwarna cokelat, seukuran buah manggis yang besar. Tempurung buahnya alamaaakkk… keras buanget! Mirip tempurung buah kelapa. Cuman bedanya, tempurung buah Kawista ini ga ada serabutnya. Untuk membuka buahnya seringkali kudu dibanting dulu, kalau perlu dibelah pakai golok. Kata Angga, saking kerasnya buah Kawista, kalau ditemplakin ke kepala orang, orangnya bisa mati.. bwahaha... Kalau sudah kebuka, kita bisa lihat di dalam buahnya terdapat daging buah yang berserat, banyak biji & baunya harum. Menurutku baunya sih kaya2 bau buah pepaya gitu..
Buah ini mulai langka karena pembudidayaannya sulit. Soalnya, konon pohonnya ga bisa dicangkok, kudu bertunas sendiri dari akar. Proses dari bunga menjadi buahnya juga berlangsung sangat lama, hampir 1 tahun! Musim buah Kawista ini biasanya sekitar bulan Juni-Juli.
Di Indo, buah Kawista ini dimanfaatin untuk sirup buah. kalau di India, daging buahnya dibuat Krim. Buah kawista yang matang memperlihatkan manfaat obat, untuk menurunkan panas dan bersifat tonikum, selain itu juga digunakan sebagai obat sakit perut. Di Indo-Cina, duri dan kulit batang kawista dijumpai dalam berbagai ramuan obat tradisional untuk mengobati haid yang berlebihan, gangguan hati, gigitan dan sengatan binatang, dan untuk mengobati mual-mual. Kayu kawista digunakan untuk bangunan rumah, tiang dan perabotan pertanian. Getah yang dikumpulkan dari kulit kayunya dilaporkan memiliki manfaat obat, dan digunakan sebagai pengganti gom arab.